Banjartv.com, BANJAR – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Banjar kembali menggelar Pertemuan Iduka (Industri dan Dunia Kerja) sebagai upaya memfasilitasi akses ketenagakerjaan bagi penyandang disabilitas. Kegiatan ini berlangsung di Aula Baiman Bappeda Kabupaten Banjar pada Senin (20/7/2025) pagi.
Ketua PD’Aisyiyah Banjar, Dra. Hj. Nadiyah, MH, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran di kalangan pengusaha, pelaku UMKM, dan instansi pemerintah mengenai pentingnya pemberdayaan penyandang disabilitas di
dunia kerja.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran bahwa disabilitas adalah bagian dari kita, sesuai amanah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016. Di mana mempersyaratkan minimal 2% pegawai di BUMN dan BUMD serta 1% di sektor swasta harus berasal dari kalangan disabilitas,” ucap Hj. Nadiyah.
Aisyiyah Banjar telah membentuk dua kelompok masyarakat disabilitas di tingkat desa, yakni KDD (Kelompok Disabilitas Desa ) termasuk di Desa Bi’ih yang kini telah dicanangkan sebagai desa inklusif. Desa tersebut bahkan telah memiliki peraturan desa (Perdes) khusus tentang perlindungan hak disabilitas.
Saat ini, terdapat sekitar 29 penyandang disabilitas yang aktif dibina oleh PD ‘Aisyiyah Banjar. Sebelumnya ada 30 orang, namun satu di antaranya meninggal dunia belum lama ini meskipun sudah menunjukkan kemandirian dalam berproduksi makanan ringan secara mandiri.
Kegiatan pertemuan Iduka ini telah dilaksanakan untuk kedua kalinya. Menurut Nadiyah, kegiatan tahun lalu belum berhasil menjembatani secara maksimal karena hanya dua perusahaan yang bersedia menerima peserta magang dari kalangan disabilitas.
“Karena belum berhasil sepenuhnya, kami adakan kembali pertemuan ini, mudah – mudahan bisa memberikan kesadaran penuh bagi pengusaha agar bersedia membuka peluang kerja, tidak hanya magang tapi juga perekrutan langsung,” tambahnya.
Nadiyah menegaskan bahwa PD ‘Aisyiyah hanya berperan sebagai jembatan antara penyandang disabilitas dan dunia kerja. Mereka melakukan pelatihan, edukasi, dan sosialisasi kepada penyandang disabilitas agar dapat mandiri dan siap kerja.

Salah satu tantangan terbesar, lanjutnya, adalah tingkat pendidikan para penyandang disabilitas. Sekitar 80% dari mereka belum mengenyam pendidikan tinggi, dan hanya 3% yang merupakan lulusan sarjana.
Meski demikian, PD ‘Aisyiyah telah melakukan inventarisasi keterampilan dan potensi masing-masing individu agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Kami berharap para pengusaha, UMKM, serta dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar dapat menerima saudara-saudara kita penyandang disabilitas, tidak hanya untuk magang, tapi juga sebagai pegawai tetap,” ujar Hj. Nadiyah.
Ia juga mencontohkan bahwa di beberapa daerah lain, setiap dinas menerima setidaknya dua orang penyandang disabilitas sebagai bagian dari komitmen inklusi.
Dengan program seperti ini, PD ‘Aisyiyah Banjar berharap terbentuk lingkungan kerja yang lebih inklusif, adil, dan menghargai keberagaman kemampuan yang dimiliki oleh semua warga, termasuk para penyandang disabilitas.*(Dhani/Banjartv)