Keseruan Peringatan Hari Wayang Sedunia di UPTD Taman Budaya KALSEL

Bagikan

Banjartv.com, Banjarmasin – Dalam rangka memperingati hari wayang sedunia yang jatuh setiap tanggal 7 november, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan melalui UPTD Taman Budaya KALSEL, menggelar pergelaran wayang kulit banjar dan wayang gong, berlangsung di Panggung Terbuka Bakhtiar Sanderta Taman Budaya KALSEL di Banjarmasin, jumat malam (07/11/2025).

Kegiatan ini merupakan program rutin tahunan yang dilaksanakan UPTD Taman Budaya KALSEL dalam memperingati hari wayang sedunia, bekersama dengan Serikat Pemersatu Seniman Indonesia (SPSI) KALSEL dan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) KALSEL.

Pergelaran wayang yang mengangkat lakon berjudul parang tambak sita banda ini dikemas dalam suatu kolaborasi, melibatkan PEPADI KALSEL, Sanggar Pringgandani, Sanggar Gowawijaya, Dalang Ririt dan Penabuh dari Sanggar Campala Riza.

KEPALA DISDIKBUD KALSEL, Galuh Tantri Narindra, diwakili Kepala UPTD Taman Budaya KALSEL, Suharyanti, dalam sambutannya menyebut, pertunjukkan seni kolaborasi ini menjadi bukti bagaimana para seniman saling bersatu padu dalam kekompakan, menghasilkan sebuah karya dalam upaya pemajuan kebudayaan daerah.

Diharapkan kegiatan ini menjadi ruang pertemuan dan diskusi, antara para pelaku seni muda dengan para seniman senior yang telah mengabdikan hidupnya di dunia seni budaya, untuk dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman, berinovasi dan kreatif, menjaga dan melestarikan seni budaya tradisional di daerah.

“Ini adalah sebuah bukti bagaimana seniman seniman kita menjadi satu kesatuan, saling berkaitan dan selalu kompak dalam berkarya untuk kemajuan kebudayaan. Kita juga berharap bahwasanya kegiatan ini dapat menjadi ruang pertemuan dan diskusi di lingkup tradisi dan inovasi antara pelaku seni yang masih muda, dan para seniman senior yang telah mengabdikan hidupnya di dunia seni budaya, untuk dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman.

Baca Juga  Pelantikan Rektor Baru UNISKA MAB Banjarmasin

Semoga semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya yang kita tunjukan pada kegiatan ini, dapat terus berlanjut dalam kehidupan sehari hari, dan sebagai akhir kata mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa ditengah kemajuan zaman dan teknologi, kita sebagai masyarakat banjar tetap teguh menjaga jati diri dan kearifan lokal banua kita.” Sebutnya.

Sementara itu, Ketua PEPADI KALSEL, Taupik Rahmad Hidayat atau akrab disapa Dalang Upik menjelaskan, pergelaran wayang kulit banjar dan gong yang dikolaborasikan ini, merupakan upaya inovasi yang dilakukan dalam menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mau ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian seni wayang banjar.

Terlebih dalam pementasan juga turut melibatkan para pemain muda sebagai bentuk regenerasi pemain, serta kesempatan untuk tampil langsung dihadapan para penonton, yang nantinya akan menjadi pengalaman berarti kedepannya untuk bisa tampil lebih baik dan menghibur diatas panggung.

“Karena kita mencari solusi yang baru, supaya tontonan yang ditonton ini, kalau wayang seperti itu saja, jadi kita coba berinovasi agar supaya kita kolaborasi, supaya mudah mudahan ditahun tahun mendatang, ada daya tarik untuk orang lain. Kalau kolaborasi tidak menyalahi daripada pakem, yang diubah penyajiannya kalau pakemnya tidak diubah. Tidak ada kesulitan dalam mengarahkan pemain muda, tinggal perlu polesan, bagaimana menyebut Namanya, menyampaikan dialognya, tinggal itu saja.” Jelasnya.

Pergelaran dengan lakol parang tambak ini, menceritakan tentang perjuangan Prabu Rama bersama Pasukan Kera dan bantuan dari Wibisana membangun tanggul atau tambak di lautan, untuk dipergunakan dalam penyerbuan menuju Alengka, demi menyelamatkan Dewi Shinta yang diculik oleh Rahwana. *(EYN/Banjar TV)